Sel Hewan

Labels:

 

Mengenal Struktur Sel Hewan Serta Fungsi dan Ciri-Cirinya



Struktur Sel Hewan – Baik tumbuhan maupun hewan, keduanya tersusun atas sel-sel yang mempunyai perbedaan. Salah satu perbedaan keduanya dapat dilihat dari ukurannya, yaitu sel hewan lebih kecil dari sel tumbuhan. Sel hewan adalah nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun jaringan hewan.

Struktur sel hewan berbeda dari sel eukariotik lain, seperti sel tumbuhan, karena mereka tidak memiliki dinding sel, dan kloroplas, dan biasanya mereka memiliki vakuola yang lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena tidak memiliki dinding sel yang keras, sel hewan bervariasi bentuknya. Sel manusia sendiri merupakan salah satu jenis sel hewan.

Struktur sel hewan terdiri atas mitokondria, sentriol, nukleus, nukleolus, kromatin, ribosom, retikulum endoplasma, mikrotubulus, membran plasma, vakuola, sitosol, selaput inti, badan golgi, sitoskeleton, lisosom, dan peroksisom. Masih bingun dengan informasi sel hewan? Tenang, Grameds melalui artikel ini, kalian nggak akan bingung lagi dengan apa yang dimaksud sel hewan.

Biar semakin paham dengan apa itu sel hewan, maka kita juga perlu mengetahui pengertian sel hewan itu sendiri. Yuk langsung kita bahas pengertian sel hewan strukturnya.

Pengertian Sel Hewan

Sel hewan adalah suatu bagian organel terkecil dengan selaput tipis yang di bagian dalamnya terdapat larutan koloid mengandung senyawa kimia. Sel ini memiliki sejumlah keunggulan, salah satunya mampu menduplikasi diri secara mandiri melalui proses pembelahan.

Di dalam sel terdapat senyawa yang penting untuk proses pembelahan dan juga fotosintesis, yaitu karbohidrat dan lipid. Diketahui, karbohidrat sangat berguna dalam proses fotosintesis. Sementara lipid berfungsi sebagai cadangan makanan, seperti lemak dan juga minyak. Selain itu, terdapat pula protein yang berperan dalam proses metabolisme tubuh hewan maupun tumbuhan, serta asam nukleat yang merupakan senyawa dengan peranan cukup penting dalam proses sintesis protein.

Fungsi, Bagian, dan Struktur Sel Hewan

Secara garis besar, sel hewan dan sel tumbuhan adalah sama. Baik berdasarkan struktur sel hewan, tipe enzim, dan juga bahan genetiknya. Bahkan, keduanya memiliki tipe sel yang beragam.

Nah, berikut ini beberapa fungsi dan struktur sel hewan yang perlu kita ketahui, antara lain:

1. Membran Sel

Membran sel adalah membran semipermeabel pada sebuah sel yang mengelilingi dan membungkus isi sitoplasma dan nukleoplasma. Membran sel memisahkan sel dari cairan interstitial (komponen utama dari cairan ekstraseluler) di sekitarnya. Pembentukan membran sel dilakukan dengan bahan dasar berupa lipoprotein yang dibentuk oleh lemak dan protein. Membran ini terdiri atas lipida dwilapis, termasuk kolesterol (komponen lipid) yang berada di antara fosfolipid untuk mempertahankan fluiditasnya pada berbagai suhu.

Membran sel juga mengandung protein membran, termasuk protein integral yang melintasi membran (berfungsi sebagai transporter membran) dan protein perifer yang secara longgar menempel pada sisi luar (perifer) membran sel, yang bertindak sebagai enzim yang membentuk sel. Membran sel mengontrol pergerakan zat ketika masuk dan keluar dari sel dan organel. Dengan cara ini, ia secara selektif dapat ditembus ion dan molekul organik.

Selain itu, membran sel terlibat dalam berbagai proses seluler seperti adhesi sel, konduktivitas ionik, dan persinyalan sel, serta berfungsi sebagai permukaan tempat melekatnya beberapa struktur ekstraseluler, termasuk dinding sel, lapisan karbohidrat yang disebut glikokaliks, serta jaringan intraseluler dari serat protein yang disebut sitoskeleton. Dalam bidang biologi sintetik, membran sel dapat dirakit kembali secara artifisial.

Membran sel merupakan pembungkus sel yang berada bagian luar dan tersusun dari protein (lipoprotein), lemak (lipid), dan juga kolesterol. Bagian ini memiliki peranan cukup penting dalam mengatur mineral dan nutrisi yang ada di dalam ataupun di luar sel.

Organel membran sel ini diketahui memiliki beragam fungsi penting, seperti mengatur keluar masuknya nutrisi dan mineral, serta sebagai pembungkus ataupun pelindung sel. Adapun fungsi lainnya adalah sebagai penerima rangsangan dari luar dan sebagai tempat berlangsungnya berbagai reaksi kimia.

2. Sitoplasma

Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran plasma. Sitoplasma terdiri dari air, protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan kimia sel yang penting bagi metabolisme sel, seperti enzim-enzim, ion-ion, gula, lemak dan protein. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya.

Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel. Sitoplasma bersifat koloid. Ukuran partikel yang terlarut adalah 0,001-0,1 mikron dan bersifat transparan. Sitoplasma terdapat di dalam sel tapi berada di luar nukleus dan organel-organel sel.

Perlu diketahui, sitoplasma merupakan bagian sel berupa cairan berbentuk layaknya gel. Organel ini memiliki dua proses fase bentuk, yaitu fase sol (padat) dan fase gel (cair). Cairan sitoplasma dapat ditemukan di dalam nukleus dan disebut dengan istilah nukleoplasma.

Sitoplasma ini bersifat koloid komplek yang artinya tidak cair, tapi juga tidak padat. Sitoplasma mampu berubah-ubah bentuk tergantung konsentrasi air yang terkandung di dalamnya. Pada dasarnya, apabila konsentrasi air rendah, maka sitoplasma akan berubah menjadi padat lembek. Sementara saat mengandung air dengan konsentrasi tinggi, maka gel akan berubah menjadi lebih encer sehingga disebut sol. Organel sitoplasma berperan sebagai sumber bahan kimia sel dan juga tempat berlangsungnya metabolisme sel hewan.

3. Retikulum Endoplasma

Berikutnya adalah retikulum endoplasma yang merupakan organel berbentuk benang-benang pada bagian inti sel. Retikulum endoplasma adalah organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik. Retikulum endoplasma merupakan bagian dari sistem endomembran. Retikulum endoplasma merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga RE ini meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik.

Retikulum endoplasma terdiri atas jaringan tubula dan gelembung membran yang disebut sisterne (cisternae) (bahasa Latin cisterna, berarti “kotak” atau “peti”). Membran retikulum endoplasma memisahkan ruangan internal, yaitu ruang sisternal dan sitosol. Membran ini berhubungan langsung dengan selubung nukleus atau nuclear envelope, sehingga ruang di antara kedua membran selubung itu bersambung dengan ruang sisternal retikulum endoplasma ini.

Retikulum endoplasma terbagi menjadi dua, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus. Retikulum endoplasma kasar mempunyai kemampuan melekat pada ribosom, sementara retikulum endoplasma halus tidak melekat pada ribosom.

Fungsi organel retikulum endoplasma adalah sebagai sintesis protein dan juga tempat pengangkut sintesis steroid serta lemak. Selain itu, retikulum endoplasma juga berperan dalam membantu detoksifikasi sel-sel berbahaya di dalam sel dan sebagai tempat untuk menyimpan fosfolipid, steroid, dan glikolipid.

4. Mitokondria

Bagian dari sel hewan berikutnya adalah mitokondria yang merupakan organel terbesar sebagai mesin dalam sel. Organel ini memiliki dua bagian lapis membran berlekuk yang disebut dengan istilah kritas. Di dalam mitokondria, glukosa dan oksigen saling bekerja sama untuk membentuk energi yang dibutuhkan.

Tentu saja, proses tersebut merupakan bagian dari proses metabolisme tubuh dan aktivitas seluler sehingga mitokondria juga disebut sebagai The Power House. Mitokondria yang berbentuk tunggal disebut dengan mitokondrion yang mampu mengubah energi kimia menjadi energi lainnya. Jika disimpulkan, maka mitokondria ini berfungsi untuk alat respirasi seluler dan penghasil energi dalam bentuk Adenosin Triphosphate (ATP).

5. Mikrofilamen

Mikrofilamen atau filamen aktin adalah bagian dari kerangka sel (sitoskeleton) yang berupa batang padat berdiameter sekitar 7 nm dan tersusun atas protein aktin, yaitu suatu protein globular. Mikrofilamen ada pada sel eukariot. Berlawanan dengan peran penahan-tekanan (gaya tekan) mikrotubula, peran struktural mikrofilamen dalam sitoskeleton ialah untuk menahan tegangan (gaya tarik).

Dengan bergabung dengan protein lain, mikrofilamen sering membentuk jalinan tiga dimensi persis di dalam membran plasma, yang membantu mendukung bentuk sel. Jalinan ini membentuk korteks (lapisan sitoplasma luar) sel tersebut mempunyai kekentalan semipadat seperti gel, yang berlawanan dengan keadaan sitoplasma dalamnya yang lebih cair (sol).

Dalam sel hewan yang terspesialisasi untuk mengangkut materi melintasi membran plasma, berkas mikrofilamen membentuk inti mikrovili, penonjolan halus yang meningkatkan luas permukaan sel. Mikrofilamen dikenal baik karena perannya dalam pergerakan sel khususnya sebagai bagian alat kontraksi sel otot. Ribuan filamen aktin disusun sejajar satu sama lain di sepanjang sel otot yang diselingi dengan filamen yang lebih tebal yang terbentuk dari protein yang disebut miosin. Kontraksi otot terjadi akibat mikrofilamen dan miosin yang saling melncur melewati yang lain, yang akan memperpendek selnya.

Aktivitas mikrofilamen menyebabkan pergerakan seperti aliran sitoplasma dan gerak ameboid (gerak sel tunggal protista, cendawan, dan hewan yang menggunakan protoplasmanya yang mengalir keluar dari sel unuk membentuk semacam kaki semu atau pseudopod, kemudian bagian sel yang tertinggal maju ke arah pseudopod hingga menghasilkan gerak sel di suatu permukaan).

Mikrofilamen terlihat melalui mikroskop fluoresensi dengan bantuan antibodi antiaktin (diperoleh dari lawan aktin pada hewan) atau dengan analog fluoresen falotoksin (berasal dari cendawan Amanita phalloides), yang secara khas berikatan dengan molekul aktin (atau lir-aktin).

Mikrofilamen adalah organel sel yang terbentuk dari protein aktin dan juga myosin. Mikrofilamen nyaris serupa dengan mikrotubulus, namun memiliki perbedaan tekstur dan ukuran. Mikrofilamen mempunyai tekstur lebih lembut dengan diameter lebih kecil. Fungsinya sebagai pergerakan sel, eksotisotis, dan endositosis.

6. Lisosom

Lisosom merupakan kantong terikat pada membran berisi kandungan enzim hidrolitik. Lisosom terletak pada sel eukariotik, bagian ini berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler dalam kondisi apapun. Lisosom berfungsi untuk mengontrol pencernaan intraseluler, mencerna materi menggunakan fagositosis, menghancurkan organel sel yang telah rusak, dan memasukkan makro molekul dari luar menuju ke dalam sel melalui mekanisme endositosis.

7. Peroksisom

Peroksisom atau dikenal juga sebagai badan mikro merupakan organel berkantong kecil berisi enzim katalase. Fungsinya untuk menguraikan peroksida (H2O2) atau metabolisme yang bersifat racun dan mengubah lemak menjadi karbohidrat. Organel peroksisom ini bisa ditemukan pada bagian sel hati dan juga ginjal.

8. Ribosom

Ribosom adalah organel sel yang memiliki tekstur padat dengan ukuran kecil, yaitu diameter sekitar 20 nm. Organel ini terdiri dari 65% RNA ribosom dan 35% protein ribosom atau ribonukleoprotein. Ribosom pada sel hewan menerjemahkan RNA untuk membentuk rantai polipeptida atau protein dengan menggunakan asam amino saat proses translasi. Ribosom terikat pada retikulum endoplasma kasar atau membran inti sel yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses sintesis protein.

9. Sentriol

Sentriol merupakan struktur organel yang berbentuk tabung pada sel eukariota. Organel ini berperan penting dalam proses pembelahan sel dengan membentuk benang spindel dan pembentukan silia, serta flagela. Bukan hanya itu, sepasang sentriol juga dapat membentuk suatu struktur gabungan yang disebut dengan sentrosom.

10. Mikrotubulus

Organel sel berikutnya adalah mikrotubulus yang terletak di dalam sitoplasma. Mikrotubulus juga bisa ditemukan pada sel eukariot yang berbentuk silindris panjang berongga. Organel ini memiliki diameter sekitar 12 nm dan diameter luar sekitar 25 nm.

Mikrotubulus terdiri dari beberapa molekul berbentuk bulat protein globular yang disebut dengan tubulin. Dalam posisi tidak sadar, organel ini mampu bergabung untuk membentuk silindris yang berongga pada kondisi tertentu. Tidak hanya itu, mikrotubulus juga bersifat kaku yang tidak bisa diubah-ubah bentuknya.

Berdasarkan definisi tersebut, mikrotubulus berfungsi untuk melindungi sel, memberi bentuk sel, dan membentuk silia, flagela, serta sentriol.

11. Badan Golgi

Badan golgi atau juga dikenal dengan sebutan aparatus golgi merupakan organel yang berkaitan dengan fungsi ekskresi sel hewan. Posisinya tepat berada pada sel eukariotik yang berperan dalam proses ekskresi, seperti ginjal. Bentuknya seperti kantong pipih dengan ukuran bervariasi dan terikat oleh membran. Setiap sel hewan memiliki sekitar 10-20 badan golgi.

Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel.

Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel. Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan seperti enzim-enzim pembentuk dinding sel.

12. Nukleus

Nukleus adalah organel terkecil yang mengatur sekaligus mengendalikan aktivitas sel hewan. Proses ini dimulai dari metabolisme sampai pembelahan sel. Nukleus mengandung materi genetik yang berbentuk DNA linear panjang membentuk kromosom. Organel ini bisa ditemukan pada sel eukariotik yang terdiri dari beberapa bagian, seperti membran inti, nukleoplasma, kromosom, dan nukleus.

13. Nukleolus

Nukleolus (jamak nukleoli, bahasa Latin: nucleolus, dikenal juga sebagai anak inti sel) adalah sebuah struktur terikat tanpa membran yang terdiri dari protein dan asam nukleat dalam inti sel (nukleus). Ribosomal RNA (rRNA) ditranskripsi dan berkumpul di dalam nukleolus. Ultrastruktur nukleolus dapat divisualisasikan melalui mikroskop elektron, sedangkan organisasi dan dinamika dapat dipelajari melalui penandaan protein berpijar dan pemulihan neon setelah photobleaching (FRAP).

Nukleolus adalah organel yang ada pada inti sel atau nukleus. Fungsinya untuk membentuk protein menggunakan RNA atau asam ribonukleat. Kerusakan nukleolus dapat menjadi penyebab untuk beberapa penyakit manusia. Diperlukan sampai sekitar 25% dari volume nuklir.

14. Nukleoplasma

Nukleoplasma memiliki tekstur padat di dalam inti sel atau nukleus. Di dalamnya terkandung serat kromatin padat dan membentuk kromosom. Selain itu, nukleoplasma bertanggung jawab membawa informasi genetika.

15. Membran Inti

Membran inti adalah elemen struktural utama nukleus yang membungkus keseluruhan organel sel hewan. Di samping itu, organel ini berperan sebagai pemisah antara sitoplasma dan daerah inti. Membran inti bersifat non-permeable atau tidak bisa dilalui semua zat, baik padat ataupun cair sehingga sebagian besar molekul yang membuat nukleus membutuhkan adanya pori inti.

https://www.gramedia.com/literasi/struktur-sel-hewan/







sel

Labels:

 

Pengertian Sel



Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.

Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular, misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa) atau dari banyak sel (multiselular).

Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup. Sel adalah kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup, yang mengandung pengertian sebagai penyusun makhluk hidup dan melaksanakan semua fungsi kehidupan, Berdasarkan jumlah sel penyusun pada makhluk hidup dapat digolongkan menjadi makhluk hidup uniseluler dan multiseluler.

Makhluk hidup uniseluler adalah makhluk hidup yang hanya memilki sebuah sel tunggal, Sedangkan multiseluler adalah makhluk hidup atau organisme yang memiliki lebih dari satu sel.

Sel yang terdapat makhluk hidup terdiri dari struktur, fungsi, serta bagian-bagian di dalamnya. Bagi Grameds, yang tertarik mempelajari lebih dalam mengenai seluk-beluk sel secara terinci dapat membaca buku Biologi Molekuler Sel yang ditulis oleh Lucia Maria Santoso dan Didi Jaya Santri.

   

Sejarah Perkembangan Sel

Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. 

Kata sel berasal dari kata Latin cellulae yang berarti ‘kamar-kamar kecil’. Anton van Leeuwenhoek melakukan banyak pengamatan terhadap benda-benda dan jasad-jasad renik dan menunjukkan pertama kali pada dunia ada “kehidupan di dunia lain” yang belum pernah dilihat oleh manusia.

Karyanya menjadi dasar bagi cabang biologi yang penting saat ini, yaitu: mikrobiologi. Perkembangan mikroskop selama hampir 200 tahun berikutnya telah memberikan kesempatan bagi para ahli untuk meneliti susunan tubuh makhluk hidup. Serangkaian penelitian telah dilakukan oleh 2 orang ilmuwan dari Jerman yaitu Matthias Schleiden (ahli tumbuhan, 1804-1881) dan Theodor Schwann (ahli hewan, 1810-1882). Mereka menyimpulkan bahwa setiap mahluk hidup tersusun atas sel.

  • Kemudian, pada tahun 1885 seorang ilmuwan Jerman, Rudolf Virchow, mengamati bahwa sel dapat membelah diri dan membentuk sel-sel baru Sel berasal dari bahasa latin, yaitu cella yang berarti ruangan kecil.
  • Sel ditemukan pertama kali oleh Robert Hooke (1635 – 1703), seorang ilmuwan dari Inggris. Ia mengamati sayatan tipis gabus di bawah mikroskop sederhana dan ia menemukan ruang – ruang kecil yang dipisahkan oleh suatu dinding. Kemudian, ia memberi nama ruang – ruang tersebut sebagai “sel”. (Kusnadi et al, 2009:207; Karmana, 2007:6 ).
  • Pada tahun 1810-1882, Matthias Schleiden seorang ahli botani dari Jerman melakukan pengamanatan secara mikroskopis terhadap tumbuhan dan ditemukanlan sel. Pada watu yang bersamaan, Theodor Schwann, seorang ahli zoology Jerman menemukan bahwa hewan pun tersusun atas sel. Kesimpulan dari hasil penemuan Schleiden dan Schwann adalah sel merupakan komponen dasar semua makhluk hidup (Karmana, 2007:6).

Struktur Sel

biologi sel

Struktur sel terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Kedua jenis sel tersebut sama-sama mempunyai perintang selektif atau membran plasma dan sitoplasma. Membran plasma ini menyelebungi sitosol, tempat organel sel berada. Semua sel mengandung kromosom yang membawa gen dalam bentuk DNA dan ribosom yang membuat protein dengan instruksi dari gen.

DNA pada sel eukariotik terdapat pada nukleus yang diselubungi membran ganda. Sedangkan pada prokariot, DNA tidak terselebungi oleh membran yang disebut nukleoid. Organel-organel pada sel eukariot terspesialisasi, sedangkan pada sel prokariot tidak. Struktur sel dibagi menjadi struktur sel prokariotik dan eukariotik.

Sel Prokariotik


Istilah prokariotik, berasal dari bahasa Yunani pro dan karyon. Pro artinya sebelum dan karyon, artinya inti. Jadi sel prokariotik berarti “sebelum inti”. Bagian dalam sel prokariot disebut sitoplasma. Sel prokariotik tidak memiliki nukleus sejati karena bahan intinya masih tersebar di dalam sitpolasma dan belum di selubungi oleh membran inti.


Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleotid, tetapi tidak ada membran yang memisahkan daerah ini dari bagian sel lainnya (Campbell, 2008). Ciri-ciri Sel Prokariotik, sendiri diantaranya:
  • Memiliki membrane plasma memilikinukleoid ( DNA, RNA )
  • Memiliki sitoplasma
  • Tidak memiliki membrane inti dan system endomembrane.
  • Sel prokariotik secara umum memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding sel eukariotik. Setiap prokariotik merupakan sel tunggal, tetapi akan sering terlihat dalam rantai, atau kelompok sel yang berjumlah ratusan. Contoh sel prokariotik adalah bakteri Echerichiacoli. (Albert, 2002)
  • Dinding Sel: Dinding sel merupakan bagian terluar dari sebuah sel. Struktur dinding sel terdiri dari peptidoglikan (senyawa ini menyebabkan dinding sel bersifat kaku), lipid (lemak), dan protein. Fungsi dari dinding sel ialah: memberi bentuk sel yang tetap karena sifatnya yang kaku,sebagai pelindung, terdapat poti-pori jalan keluar masuknya molekul-molekul, dan mengatur pertukaran zat serta reproduksi (Champbel, 2008)
  • Membran plasma: Membran yang menyelubungi sitoplasma. Struktur membran plasma yaitu terdiri atas molekul lemak protein berfungsi sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan sekitar dan mengatur transportasi air serta zat-zat terlarut dari luar dan kedalam sel (Champbel, 2008)
  • Nukleoid: Merupakan wilayah yang merupakan tempat DNA yang sel terletak (tidak terselubung membran) (Champbel, 2008).
  • Organel yang terdapat dalam sel-sel prokariotik adalah ribosom yang tersusun dari RNA dan protein. Ribosom merupakan tempat berlangsungnya sintesa protein (Champbel, 2008).
  • Flagela Merupakan organel lokomosi atau pergerakan beberapa jenis bakteri (Champbel, 2008).
  • Pili (fimbriae) Merupakan struktur pelekatan pada permukaan sejumlah prokariota. Berukuran lebih kecil dan lebih pendek dari flagel. Pili berfungsi utuk tempat melekatkan diri pada jaringan hewan ataupun tumbuhan (Champbel, 2008).

sel




Sel Eukariotik

Sel Eukariotik Eukariotik termasuk golongan yang memiliki struktur lebih maju yaitu sama dengan sel tumbuhan dan binatang. Eukariotik sebagai kelompok organisme yang sel- selnya mengandung nukleus dan dikelilingi oleh membran nukleus.

Kromosom terdiri dari asam deoksiribo nukleat yang membentuk kompleks dengan sejumlah protein dan jumlah protein lebih dari satu. Kelompok mikroorganisme ini mempunyai nukleus sejati. Dinding sel eukariot pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan dinding sel prokariot. Salah satu grup eukariot, yaitu ganggang, dinding selnya terdiri dari lelulosa, kecuali pada dua grup ganggang yaitu diatom dan krisofita.Satu grup ganggang lainnya yaitu kokolitofora (coccolithophores) dinding selnya mengandung lapisan tipis selulosa dan sisik-sisik yang terdiri dari kalsium karbonat. Dinding sel eukariot yang terdiri dari senyawa-senyawa anorganik seperti pada diatom dan kokolitifora disebut frustula.

  • Membrane sel : Membrane sel merupakan lapisan lipoprotein yang terdiri dari fosfolipid dan protein, bersifat semipermeabel atau selektif permiabel dan berfungsi mengatur keluar masuknya zat dari sel ke dalam sel
  • Nukleus (intisel) : Memiliki membrane sel Nucleus terdapat o nucleolus, yang berfungsi mensintesis RNA o nukleoplasma o butirankromatin
  • Sitoplasma : Meliputi isi sel diluar intisel terdiridaricairan yang disebutsitosol (yang dapat berubah dari fase sol ke gel), dan padatan berupa organel 

    Bagian Komponen Sel dan Fungsinya

    Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa sel terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan fungsional serta struktural pada makhluk hidup. Pada buku berjudul Dasar-Dasar Biologi Sel dan Molekuler oleh Zairin Thomy dan Essy Harnelly ini akan diuraikan mengenai fungsi penting dari setiap bagian sel.

    Membran sel

    Membran sel merupakan batas antara lingkungan luar dengan bagian dalam sel. Membran sel bersifat selektif permeabel, yaitu hanya dapat dilewati oleh zat-zat tertentu, seperti glukosa, asam amino, gliserol dan ion. Perpindahan molekul tersebut terdiri dari dua macam yaitu: Transport pasif : perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi dan terjadi secara spontan dari kosentrasi tinggi ke rendah.

Contoh : Difusi : perpindahan molekul dari kosentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.

Osmosis : perpindahan molekul air melalui membran semipermeabel dari larutan yang kosentrasi airnya tinggi ke larutan yang kosentrasi airnya rendah.

Transport aktif : perpindahan molekul atau ion menggunakan energi.

Contoh : pompa natrium/kalium, endositosis, dan eksositosis. Fungsi Membran Sel diantaranya Sebagai reseptor. Melindungi isi sel agar tidak keluar dari sel. Mengatur molekul dalam keluar masuk sel.

Proses terjadinya biokimiawi, contoh : reaksi oksidasi dan respirasi. Membran sel terdiri dari lapisan protein dan lapisan lipid rangkap dua (lipid bilayer). Lapisan protein membentuk dua macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik (membungkus bagian kepala lipid bilayer bagian luar) dan lapisan protein integral atau intrinsik (membungkus bagian kepala lipid bilayer bagian dalam).

Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid yang terdiri dari gugus fosfat. Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air) dan pada bagian ekor bersifat hidrofobik (tidak suka air). Selain fosfolipid, lapisan lipid juga terdiri dari glikolipid (mengandung karbohidrat) dan sterol (mengandung alkohol).

Sitoplasma

Sitoplasma merupakan cairan yang mengisi sel yang mengandung berbagai zat yang koloid. Fungsi kehidupan utama berlangsung di sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam cairan kental. Koloid sitoplasma bukan merupakan cairan yang serba sam (homogen), melainkan cairan yang beraneka ragam (heterogen).

Koloid ini terdiri dari air, senyawa organik yaitu protein, gula, lemak, enzim, hormon, dan garam mineral. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel.

Inti sel (Nukleus)

Nukleus biasanya berbentuk oval atau bulat ang berada di tengah-tengah sel. Di dalam inti sel (nukleus) terdapat (nukleolus) dan benang kromosom. Cairan ini tersusun atas air, protein , dan mineral. Kromosom merupakan pembawa sifat menurun yang di dalamnya terdapat DNA (deoxyribonucleicacid) atau RNA (ribonucleicacid).

Inti sel (nukleus) diselubungi membrane luar dan dalam yang terdiri atas nukleoplasma dan kromosom. Nukleus berfungsi sebagai pusat pengatur kegiatan sel.

sel

Retikulum Endoplasma (RE)

Retikulum endoplasma yaitu struktur benang-benang yang bermuara di inti sel (nukleus). Ada dua jenis RE yaitu RE granuler (RE kasar) dan RE Agranuler (RE halus). Retikulum endoplasma berfungsi menyusun dan menyalurkan zat-zat ke Dalam sel (alat transportasi zat-zat dalam sel). Fungsi RE kasar adalah mengumpulkan protein dari dan ke membran sel. Sedangkan, fungsi RE halus adalah untuk mensintesis lipid, glikogen (gula otot), kolesterol, dan gliserida.

Pada RE kasar terdapat ribosom dan RE halus tidak terdapat ribosom. Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak ribosom. Ribosom yang mulaimensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti organel tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma kasar.

Kebanyakan protein menujuke badan Golgi, yang akan mengemas dan memilahnya untuk diantarkan ketujuan akhirnya. Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada permukaannya. Retikulum endoplasma halus berfungsi misalnya dalam sintesis lipid komponen membran sel.

Ribosom (Ergastoplasma)

Ribosom berbentuk butiran-butiran bulat yang melekat sepanjang retikulum endoplsma ada pula yang soliter (hidup sendiri terpisah) yang bebas di sitoplasma. Ribosom berfungsi sebagai tempat untuk sintesis protein.

Sitoskeleton

Dari namanya, sitoskeleton terdiri dari 2 kata yaitu sito yang artinya sel, dan skeleton yang artinya rangka. Jadi, sitoskeleton itu adalah rangka sel yang berbentuk benang-benang halus atau filamen-filamen protein dan menyebar di sitosol. Nggak cuma ngasih bentuk, sitoskeleton juga berfungsi untuk mengatur pergerakan yang ada di dalam sel dan mempertahankan organel-organel sel untuk tetap stay di tempatnya masing-masing.

Nah, yang nggak kalah penting nih, sitoskeleton terbagi jadi 3 jenis, yaitu mikrofilamen, filamen intermediet, dan mikrotubulus. Lapisan paling tipis yaitu mikrofilamen, dan letaknya di pinggir sel. Di dalam mikrofilamen ada protein dan miosin, ini yang membuat sel bergerak. Tidak hanya itu, mikrofilamen berperan dalam kontraksi otot. Kalau lapisan yang ketebalannya sedang, yaitu filamen intermediet.

Filamen intermediet tersebar di sitosol, dan fungsinya untuk mempertahankan bentuk sel. Terakhir, kita bahas tentang mikrotubulus. Mikrotubulus menjadi lapisan yang paling tebal dan tersusun dari protein tubulus. Fungsinya untuk menggerakan organel, pembentukan silia, flagel.

Plastida

Plastida merupakan badan bermembran rangkap yang mengandung membran tertentu. Plastida mengandung pigmen hijau (klorofil) disebut kloroplas, sedangkan yang berisi amilum disebut amiloplas. Plastida hanya terdapat pada sel tumbuhan. Ada tiga jenis plastida yaitu lekoplas, kloroplas, dan kromoplas. Lekoplas adalah plastida berwarna putih yang berfungsi sebagai penyimpan makanan dan terdiri dari amiloplas (untuk menyimpan amilum), elaioplas (untuk menyimpan lemak/minyak), dan proteoplas (untuk menyimpan protein).

Kloroplas yaitu plastid yang memiliki pigmen waran hijau. Kromoplas yaitu plastid yang mengandung pigmen, seperti karotin (kuning), fikodanin (biru), fikosantin (kuning), dan fikoeritrin (merah).

Badan Mikro

Badan mikro memiliki bentuk yang menyerupai lisosom, agak bulat dengan diameter 0,3 – 1,5 µm yang didalam nya berisi enzim katalase dan oksidase. Terdapat dua jenis badan mikro yaitu, peroksisom dan glioksisom.

Peroksisom terdapat pada sel hewan, fungi, dan daun tanaman tingkat tinggi. Fungsi peroksisom, yaitu membantu dalam penyerapan cahaya dan respirasi, melindungi sel dari H202, dan berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat. Glioksisom terdapat dalam sel tanaman. Fungsi Glioksisom, yaitu berperan dalam metabolisme asam lemak dan tempat terjadinya siklus glioksilat.

https://www.gramedia.com/literasi/sel-2/